Konflik Antar Pelajar Kembali Marak, Dewan Pendidikan DIY Rekomendasikan 3 Hal Ini
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Dewan Pendidikan DIY merespons fenomena konflik antar pelajar yang kembali marak beberapa waktu belakangan. Rentetan gesekan itu terjadi tak berselang lama satu dengan yang lain di sejumlah wilayah DIY dan menyebabkan beberapa korban luka-luka.
Dimulai dari keributan murid SMK di Umbulharjo, Kota Jogja pada Senin (13/5/2024), kemudian berlanjut ke seorang murid SMP di Kasihan, Bantul yang diserang pada Kamis (30/5/2024), serta aksi kejar-kejaran antar pelajar di Triharjo, Sleman pada Sabtu (1/6/2024) lalu.
Advertisement
Ketua Dewan Pendidikan DIY Prof. Sutrisna Wibawa mengatakan, pihaknya merasa prihatin dengan munculnya konflik antar pelajar itu. Menurutnya ada tiga hal yang perlu ditekankan kembali agar fenomena tersebut tak muncul dikemudian hari.
BACA JUGA: Tawuran Pelajar Sleman: Kejar-kejaran hingga Menabrak Pedagang Bakso hingga Tembok Minimarket
Yang pertama, Sutrisna menyatakan perlu adanya penekanan kembali soal pentingnya pendidikan khas Jogja. Program yang sudah diterapkan sejak Januari 2024 lalu ini disebutnya sudah dimulai di sejumlah sekolah mulai dari SD sampai perguruan tinggi.
"Pendidikan khas Jogja ini memuat ajaran nilai seperti pembentukan karakter, kesopanan dan nilai lain. Memang harus diintensifkan ke semua sekolah," jelasnya, Selasa (4/6/2024).
Selanjutnya adalah terkait dengan kohesi atau hubungan sosial antar guru dan murid. Harus ada kerapatan komunikasi dan tindakan antara pendidik dan murid dalam aktivitas pembelajaran. Murid harus dilihat sebagai subjek dalam pelaksanaan pendidikan guna membimbing potensi diri individu.
"Karena setiap murid punya potensi yang berbeda. Tugas guru menuntun anak menemukan potensi itu. Bisa saja murid yang dianggap kerap membuat masalah itu belum menemukan penyempurnaan diri, jati dirinya harus diperkuat ke arah potensi," ujarnya.
Sementara yang ketiga adalah soal tingkat kecerdasan dalam diri manusia. Menurut Sutrisna dalam psikologi dikenal tiga jenis kecerdasan yakni IQ atau kecerdasan intelektual, SQ atau kecerdasan emosional dan SQ kecerdasan spiritual.
Ketiga jenis kecerdasan itu harus dilengkapi pula dengan kecerdasan lain yang pun harus melibatkan guru dalam pembentukan kepribadian murid. Itu disebut dengan kecerdasan ketahanan diri yang membuat pribadi menjadi lebih punya kesadaran agar tidak cepat terpengaruh dengan budaya yang dianggap negatif.
BACA JUGA: Syarat PPDB Sleman Makin Ketat, Calon Peserta Didik Harus Sesuai dengan KK Orang Tua
"Kecerdasan ketahanan diri itu memang harus dibiasakan dan dimulai dari aktivitas dan tindakan yang positif serta sesuai dengan karakter luhur. Bagaimana seseorang itu menghadapi orang lain, saling menghormati dan tidak mudah terpenting emosi," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Tersangka Judi Online Komdigi Dituding Keluarga Megawati, Begini Klarifikasi dari PDIP
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal dan Tarif Tiket Bus Damri Titik Nol Malioboro Jogja ke Pantai Baron Gunungkidul Senin 25 November 2024
- Jadwal Terbaru Kereta Api Prameks Jurusan Jogja-Kutoarjo Senin 25 November 2024
- Jadwal dan Lokasi Bus SIM Keliling Kota Jogja Senin 25 November 2024
- Prakiraan Cuaca BMKG Senin 25 November 2024: Hujan Ringan Siang hingga Sore
- Jadwal Bus Damri Titik Nol Kilometer Malioboro Jogja ke Pantai Parangtritis Senin 25 November 2024
Advertisement
Advertisement